LAPTOPKU, SAHABAT SETIA DI SETIAP LEMBAR KEHIDUPAN TINGGAL DI MADIUN

Laptopku, Sahabat Setia di Setiap Lembar Kehidupan tinggal di Madiun

Laptopku, Sahabat Setia di Setiap Lembar Kehidupan tinggal di Madiun

Blog Article

Aku masih ingat hari itu. Hari ketika untuk pertama kalinya aku membawa pulang laptop baruku. Bukan yang termahal, bukan yang tercanggih, tapi ini adalah hasil tabungan enam bulan dari kerja paruh waktu sambil kuliah. Warnanya abu-abu metalik sederhana, tapi di mataku ia berkilau seperti harta karun.


Babak Baru Dimulai
Laptop ini menjadi saksi bisu semua momen penting dalam hidupku, Untung ada teknisi Service Laptop Madiun yang sigap membantu disaat kritis.


Halaman-halaman skripsi yang kutulis dengan susah payah,  Aplikasi kerja pertama yang kukirim dengan jantung berdebar. Percakapan video dengan orang tua di kampung saat aku merantau. Keyboard-nya yang awalnya licin kini sudah mulai mengilap di beberapa huruf favoritku. Huruf "A" yang mulai pudar adalah bukti betapa seringnya aku mengetik kata "adalah" dalam berbagai dokumen.


Saat-Saat Kritis Bersamanya
Ada satu momen yang tak akan pernah kulupakan. Saat deadline presentasi penting tinggal 3 jam, tiba-tiba layarnya blank. Dadaku sesak, keringat dingin mengucur deras. Dengan panik aku berlari ke tempat service laptop terdekat.


"Mas, tolong diperiksa. Ini penting banget," pintaku pada teknisi yang sedang sibuk. Dia hanya mengangguk, lalu membuka laptopku dengan hati-hati. Aku memperhatikan setiap gerakannya seperti sedang menonton operasi jantung.


"Kabel LCD-nya longgar, Mas. Nggak apa-apa, bisa langsung diperbaiki," katanya setelah beberapa menit. Lega. Rasanya seperti mendapat kabar bahwa sahabat dekat akan selamat dari operasi darurat.


Kenangan dalam Setiap Goresan 


Kini, setelah lima tahun bersama, laptopku sudah penuh dengan "tanda pengenal", Goresan kecil di sudut kanan dari ketika terjatuh di parkiran kampus,  Stiker band favoritku yang sudah setengah terkelupas, Tombol space yang kadang harus ditekan agak keras.


Teman-teman sudah mulai menyarankan untuk menggantinya. "Laptop jadul banget itu," kata mereka. Tapi bagiku, ini lebih dari sekadar perangkat teknologi.


Sahabat Digital yang Mengerti 


Laptop ini tahu segalanya tentangku. Kebiasaanku menunda pekerjaan sampai menit terakhir. Draft-draft tulisan yang tak pernah kuberanikan untuk dipublikasikan, Foto-foto liburan yang selalu gagal kurapiikan dalam folder. Dia menyimpan semua rahasia dan momen-momen tak terlupakan tanpa pernah mengeluh.


Sebuah Hubungan yang Tak Tergantikan
Di era dimana teknologi berganti dalam hitungan bulan, aku memilih untuk tetap setia pada laptop lamaku. Bukan karena tak mampu membeli yang baru, tapi karena ada ikatan emosional yang tak bisa diukur dengan spesifikasi atau kecepatan prosesor.


Suatu hari nanti, ketika dia benar-benar tak bisa lagi dihidupkan, aku tahu akan ada sedih yang dalam. Bukan karena kehilangan perangkat, tapi karena kehilangan saksi bisu dari separuh perjalanan hidupku.


Untuk Pembaca yang Memahami
Kalian pasti punya cerita sendiri dengan perangkat yang menemani hari-hari. Laptop, smartphone, atau mungkin kamera tua. Mereka bukan lagi benda mati, tapi telah menjadi bagian dari narasi hidup kita.


Bagaimana denganmu? Apa kenangan paling berkesan bersama perangkat kesayanganmu? Ceritakan di kolom komentar, karena setiap goresan dan kerusakan pasti menyimpan cerita unik yang layak untuk dibagikan.

Report this page